“Assalamu’alaikum Cinta”
Teruntuk
dirimu yang kini terpisah jarak, waktu dan keyakinan, aku mengucapkan
salam. Assalamu’alaikum cinta. Masihkah kamu mengingatku meski
hanya sebagai serpihan cerita masa lalu?
Kemarin
tepat 100 hari sejak saat terakhir kita bertemu. Ada sedikit rasa
lucu yang kadang menggelitik dibenakku, bahwa rasa rindu akan
menyesakkan dada sesorang ternyata benar adanya. Dan rasanya aku
sesak nafas, bahkan menangis sejadi-jadinya tiap kali merindukanmu.
Hei kamu, tolong jangan tertawa jika sedang membaca tulisan ini.
1.
Ketika
Diamku Menjagamu
Ada
banyak hal yang ingin aku tanyakan namun bibir ini tak sanggup
bersua. Seperti apa katamu “ini pilihanmu”. Seolah menegaskan
bahwa perpisahan ini adalah keinginanku jadi aku tidak berani
mengusikmu bahkan hanya dengan satu kata “hay”. Aku tidak punya
kekuatan untuk mengganggumu dengan sapaan akrab dan basa-basi yang
selalu kita lakukan pasca kita memilih jalan untuk berpisah.
2. Dan Mendoakan akan Lebih Baik untuk “Aku” dan “Kamu”
“Diam dan mendoakan, karena melepaskan tidak sesederhana saat kita jatuh hati”
Sebab
hal yang mempertegas perpisahan kita bukanlah hal sederhana jadi
untuk perasaan ini yang tidak pula sederhana, aku berusaha menahannya
mati-matian. Dan aku tahu kamu juga bersusah payah menahan, jadi aku
memilih untuk diam. Diam dan mendoakanmu adalah satu-satunya cara
untuk memelukmu dari kejauhan. Dan lagi, diam sembari mendoakanmu
adalah sebisaku mencintaimu dengan paling rahasia. Tanpa perlu takut
mengusik kehidupanmu, dan tanpa perlu melukai diriku lagi dengan cara
melukaimu. Sebagai orang yang paling menyayangimu, aku menuntut
kebahagiaanmu. Kapanpun dan dimanapun dirimu berada, berbahagialah.
3. Keyakinan Berdiri Kokoh Tanpa Bisa Disatukan dengan Keyakinan yang Lain
“Keyakinan tidak bisa dicocok-cocokkan seperti hal-hal lain yang masih bisa disandingkan meski mereka berbeda”
Aku
tau semua agama mengajarkan kebaikan, aku sependapat denganmu. Tuhan
memang hanya satu, kitalah yang berbeda sayang. Apa yang aku yakini,
bukan yang kamu yakini. Segala perbedaan bisa dicocokkan, tapi tidak
dengan keyakinan. Sakit? Iya. Tidak bisa mempertahankanmu sangat
sakit rasanya. Dan kita hanyalah hamba-Nya yang berusaha taat, selain
mengikhlaskan rasa, kita bisa apa?
4. Kamu Masih Saja Hidup Di Hatiku
“Dalam diam aku mencintaimu”
Biarlah
dan sudahlah sayang. Biarlah perasaan yang tidak sederhana ini lenyap
seiring waktu yang bergulir. Biarlah kita fokus mencari bahagia
masing-masing. Dan sudahlah, memang benar kita harus menyerah. Ini
terlalu melelahkan, mungkin Tuhan mau hati kita beristirahat dari
pilihan yang belum tepat. Cukup saja kamu tau, aku pernah mencintaimu
dalam sabar, dan aku masih mencintaimu dalam diam.
5. Karena Ketika Kamu Mendengar Salam, Kamu Wajib Menjawabnya
“Sekiranya ucapan salamku bisa dijawab dengan “Wa’alaikumsalam Rindu”
Pada
air mata yang masih enggan mendengarkan rintihan mata ini, aku
menitipkan salam. Untuk cinta tanpa daya yang terluka, untuk hati
yang sengaja dibiarkan patah. Assalamu'alaikum cinta. Dan kiranya
Tuhan menjabahnya dengan mengirimkan dia yang tidak enggan menjawab,
wa'alaikumsalam rindu.
..
.
.
sumber : http://www.hipwee.com/list/salam-untuk-cinta-jawab-untuk-rindu-ya-itu-kamu/
penulis : Lhya F. Albar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar