“Menyalahkan perasaan yang menciptakan segala rasa?”
Namun
aku tidak akan menyalahkan Tuhan karena dia sudah menciptakan rasa
yang sangat indah dan menghadirkan anugrah terhebat seperti dirimu.
Aku merasa sangat beruntung karena kau sudah menggenapiku, sudah
menemani beberapa hari yang sepi sesaat setelah aku merasakan
pedihnya patah hati, sayangnya aku salah mengartikan semua itu,
sungguh dari lubuk hati yang terdalam aku juga ingin seperti dirimu
yang dapat bersahabat baik dengan beberapa lawan jenis tanpa
ada rasa yang berbeda ataupun yang berlebihan.
Setelah
sebelumnya akupun berhasil bersahabat baik dengan beberapa lawan
jenis tanpa rasa yang berbeda namun kali ini aku gagal di kamu,
mungkin benar kata orang bahwa wanita dan laki-laki tidak dapat
bersahabat secara profesional karena salah satunya pasti menyimpan
perasaan yang lebih dan lambat laun jika tidak dapat mengendalikannya
rasa itu malah justru akan menghancurkan persahabatan.
Benar
aku akan selalu menjadi pendengar setiamu saat dengan antusiasnya
kamu menceritakan bahwa kamu sedang jatuh cinta dengan wanita lain,
benar aku berjanji akan selalu ada saat kamu membutuhkan bantuanku,
benar aku akan selalu mencoba mengendalikan perasaan yang mulai
berubah, persahabatan yang lambat laun berubah menjadi sebuah
pengharapan bahwa kamu akan menggenapiku dan menemaniku selamanya.
Namun
mungkin kita butuh waktu terutama aku, mungkin aku butuh waktu untuk
menerima kenyataan bahwa bukan aku wanita yang kau harapkan hadir,
bukan aku wanita yang kau idamkan dan bukan aku wanita yang kau
harapkan untuk selalu menemanimu.
Tetapi
yang selalu aku syukuri aku masih bisa dekat denganmu merasakan
kehadiranmu dan menikmati senyumanmu dan kurasa itu lebih dari cukup,
aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu dan selalu mendukung
setiap langkah kaki yang kau ambil.
Satu
hal yang perlu kamu tau dengan tulus aku memohon maaf karena telah
mencintai sahabatku sendiri, semoga lambat laun aku bisa
menghilangkan rasa dan kembali menjadi sahabat yang tulus tanpa
sebuah pengharapan cinta padamu.
.
.
.
.
penulis
: HANA
INDRIYAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar